Ivan Gunawan (Instagram @ivan_gunawan)
Glow.matamata.com - Karena mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ivan Gunawan keluar dari program televisi yang menjadi perhatian publik.
Cerita tentang peristiwa ini dimulai oleh desainer terkenal dan selebritas yang dikenal sebagai Igun, yang juga memberikan gambaran mendalam tentang kesulitan yang dihadapinya.
Pertama, Igun mengatakan bahwa teguran yang dia terima adalah alasan dia menolak untuk tampil di program rutin Brownis selama dua minggu terakhir.
Menurutnya, teguran itu mencakup elemen pakaian yang dianggap mirip perempuan saat ia tampil di acara tersebut. Igun kemudian keluar dari program karena hal ini.
"Aku telah memutuskan untuk menghindari tayangan rutin saya selama dua minggu terakhir, yaitu di Brownis," kata Igun di kanal YouTube pribadinya.
Ivan Gunawan juga mengatakan, "Karena aku sempat mendapatkan teguran kemarin."
Dengan mengalami perubahan dalam gaya berpakaian dan penampilannya sepanjang kariernya, Igun mengungkapkan yakni dia tidak pernah merubah karakter aslinya.
Meskipun pernah berdandan dan berpakaian menyerupai perempuan pada tahun 2005-2010, hal ini justru membuatnya terkenal dan mendapatkan popularitas yang tinggi.
Dalam perkembangan selanjutnya, Igun menjelaskan dengan bertambahnya usia, dia merasa malu dan berbeda untuk berdandan dan berpakaian seperti jaman sebelum terkenal. Dengan begitu, dia membatasi hal dalam cara berpakaian.
"Ya sebenarnya kalau kenapa aku enggak berdandan lagi seperti pada zaman dahulu kala, ya mungkin semakin usia ya semakin tua. Jadi kan punya malu juga," ucap Igun,
Baca Juga: Duet Anies Baswedan dan Tom Lembong Sebut 'RAWR' saat Live Streaming, Auto Jedag-jedug di TikTok
Dengan memberikan sudut pandangnya tentang perkembangan Fashion seiring dengan perjalanan waktu.
"Mungkin di tahun 2005-2010 karakter aku di televisi aku perempuan banget, dan itu semua aku benar-benar mendapatkan popularitas dari situ," ucapnya, memberikan pandangan tentang peran gaya berpakaian dalam membangun citra dan popularitas.
Igun menegaskan bahwa ia mengerti tentang batasan cara berpakaian yang benar dan menceritakan bahwa pakaian yang dikenakan itu sudah mendapatkan persetujuan dari pihak televisi.
Ia menceritakan bahwa keputusan memakai kostum tertentu pada saat itu juga merupakan bagian dari konsep tayangan yang telah ditentukan oleh kru acara atau tim lainnya.
"Aku bukan melakukan sebuah pembelaan ya, aku berhak untuk bisa bercerita. Jadi kalau misalnya kita syuting di televisi itu ada kan produser, ada wardrobe, ada kreatif dan semua yang kita pakai itu kan sudah ditentukan sama produser.
Dan itu tayangan live," jelasnya, memberikan pemahaman tentang dinamika produksi acara televisi yang melibatkan berbagai elemen.
Dalam penutupnya, Igun menyampaikan harapannya bahwa cerita ini dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang tantangan yang dihadapinya dan membuka ruang diskusi yang positif dalam masyarakat.
Cerita perjuangan Igun dalam menjaga integritas dan karakter pribadinya di tengah tekanan dan teguran menggambarkan kompleksitas dunia hiburan yang terus bertransformasi. (*)