Ade | MataMata.com
Ruben Onsu dan Jordi Onsu (Instagram)

Glow.matamata.com - Jordi Onsu buka-bukaan soal gerai Geprek Bensu yang kini semakin berkurang. Menurut adik Ruben Onsu itu, restoran waralaba milik mereka banyak yang tutup karena mempekerjakan banyak Gen-Z.

Saat tampil di podcast Kasisolusi, Jordi Onsu mengungkap bahwa Geprek Bensu yang dulu memiliki 140-an gerai kini berkurang hingga 90-an. Jordi mengatakan bahwa itu adalah kesalahannya karena mencari pegawai dengan syarat usia dan pengalaman.

"Salahinnya ke gue aja, karena gue mungkin requirement-nya waktu itu lebih kepada usia, pengalaman kerja," ucapnya dikutip dari kanal YouTube Kasisolusi, Sabtu (21/10/2023).

Baca Juga:
Bilqis Merengek Minta Ayah: Gak Bisa Beli di Indomaret Aja?

"Kalau sekarang di HR, pertanyaan satu, 'Kamu mau kerja nggak? Mau capek nggak? Bersedia bekerja di dalam tekanan nggak?' Maksudnya pressure ya, bukan tekanan yang berarti stressful gitu. Ya udah gitu dulu aja," sambungnya.

Jordi Onsu (instagram)

Jordi Onsu mengatakan bahwa syarat tersebut tidak ditemukannya pada Gen-Z. Dengan kata lain, tidak ada karyawan kelahiran 1997-2012 yang sanggup bekerja di bawah tekanan.

Kendati demikian, Jordi Onsu tak sepenuhnya menyalahkan Gen-Z. Dia meyakini bahwa mereka seperti itu karena ada yang ditiru, yakni generasi sebelumnya.

Baca Juga:
Jadi Sasaran Netizen Thofu, Ucapan Aurel Hermansyah saat Ketemu Fuji Disorot

"Kenapa Gen-Z karakternya seperti ini? Salah siapa? Salah millenials, salah kita. Mereka ngeliat siapa? Gen-Z belajarnya dari mana? Dari kita, kan?" tuturnya.

"Nah itu yang biasanya mungkin memanjakan generasi Z ini sampai akhirnya mereka bisa dibilang mentalnya mental stroberi," imbuhnya.

Pernyataan Jordi Onsu sontak mengundang beragam komentar dari warganet. Banyak yang tidak setuju Gen-Z disebut penyebab banyak gerai Geprek Bensu tutup.

Baca Juga:
Haji Faisal Sebut Fuji dan Thariq Kini Jadi Adik dan Kakak

"Alasan Geprek Bensu menurun karena nggak bisa milih bagian ayam saat beli," komentar akun salah satu warganet.

"Apa salah Gen-Z? Kualitas menentukan kok. Gue beli sekali aja kapok malah kaki lima lebih worth it," sambung warganet lainnya.

"Gue rasa nggak sepenuhnya Gen-Z. Ini tuh soal branding marketing sama target audience sih soalnya banyak ayam geprek yang murah plus enak," komen warganet lainnya.

Kontributor: Chusnul Chotimah